![]() |
Foto: Hamid Nasrrudin Anas (Dok.matalinenews) |
MATALINENEWS.ID, KUPANG- Aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah Hamid Nasruddin Anas angkat biacara terkait dengan kasus yang pada bulan Oktober lalu menyedot perhatian masyarakat NTT yaitu kasus Mafia BBM dan polemik Pemecatan Rudi Soik.
Sebagai aktivsi Anas, Anas sapaan akrabnya menilai dugaan mafia BBM yang terjadi di NTT harus dilihat secara objektif yang harus dinilai dari substansi permasalahan yang ada, hari ini kita sangat terbawa oleh framing media dimana Rudi Soik di anggap sebagai satu - satunya oknum yang diviralkan oleh Rudi Soik padahalnya jauh sebelum itu permasalahan dan dugaan mafia BBM yang dilakukan oleh oknum Aparat di Lapangan sudah sering di angkat oleh aktivis di Kota Kupang.
BBM di NTT benar menjadi masalah saat ini di NTT akan tetapi hal tersebut bukan menjadi permasalahan Primer yang terjadi saat ini, disayangkan juga dengan adanya permasalahan Pemecatan Rudi Soik oleh Polda NTT yang lalu di tambatkan sebagai dampak dari upaya Rudi Soik melawan Mafia BBM dalam institusinya sendiri , aktivis dan organisasi kepemudaan yang tergabung dalam aliansi mau saja di tarik menjadi alat untuk menekan institusi, tandas Anas !
Tertariknya aktivis - aktivis tersebut memunculkan aliansi kontra yang mengangkat perlawanan terhadap Rudi Soik dengan mengangkat isu kasus Pembunuhan ibu dan anak atau yang sering kita sebut kasus Penkase.
Pada cuplikan podcast youtube Matalinews, pada Minggu (10/11) Anas membeberkan kasus Rudi Soik itu adalah tendesius Pribadi seorang oknum yang ada dalam institusi menemukan pelanggaran tetapi dengan upaya sedemikian sehingga oknum tersebut mengambil langkah mencari jalan keluarnya sendiri dengan memframing bahwa mafia BBM ini sudah terjadi lama dan dibekingi oleh aparat . Tidak dapat dipungkiri mungkin dalam tanda kutip mafia itu pasti. tambah anas !
Sebagai aktivis yang cukup makan asam garam dilapangan, situasi aktivis disaat ini dalam posisi memandang kasus Rudi Soik sudah terpolarisasi menjadi pro dan kontra , hal tersebut sangat di sayangkan dan banyak di pengaruhi ego atau tendensius oknum dalam kata lain kita sedang dimanfaatkan , tegasnya !
Seharusnya kita biarkan saja Polda NTT menyelesaikan permasalahannya sendiri dan apa yang dilakukan Rudi Soik terkait dengan pemecetan dirinya harus di hormati sebagai hak Konstitusi dalam institusi. Aktivis hari ini harus kembali jalur indenpendensi dan integritasnya agar tidak mudah dimanfaatkan , himbau Anas.
Menyinggung terkait dengan Pilkada NTT , Anas mengajak kepada Paslon untuk tidak mengambil keuntungan dengan menangkat komoditi / kasus hukum ini menjadi komoditi isu untuk menarik simpati pemilih dan kepada masyarakat NTT agar tetap menjaga dari ancaman / isu SARA , Money Politik dan Black Campaign. (Red)