![]() |
Foto: Erwin Prasetiyo,M.Pd (Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere (Dok. istimewah) |
MATALINENEWS.ID- Pilu mencekam jiwa, hati teriris berkeping, di tanah pusaka Lamaholot. Amukan gunung Lewotobi Laki-Laki, menyita perhatian mata dan telinga seluruh jagat. Tak ketinggalan Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere Erwin Prasetiyo, M.Pd pun turun gunung untuk melihat lebih dekat para pengungsi yang berdampak tersebut.
Hal tersebut bukan baru kali ini dilakukan, tetapi kampus multikultural serta seluruh civitas akademiknya dari Nian tanah Sikka ini, telah beberapa kali terjun langsung untuk melihat lebih dekat dan memberi bantuan pada musibah beberapa waktu lalu.
Atas nama Pimpinan Muhammadiyah Daerah ( PDM) Kabupaten Sikka melalui (MDMC), Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof) hari ini turun ke lokasi pengungsian tepatnya di Desa Konga Flores Timur.
Sebelum turun hari ini, Rabu, 06/11/2024, telah dilakukan observasi terdahulu oleh team kampus, untuk mendata dan mengambil keterangan para korban dampak dari letusan gunung berapi itu. Hal ini dianggap penting untuk mendonasikan bantuan, karena di tempat tersebut kekurangan logistik.
Sehingga kehadiran Rekor dan relawan membawa bantuan berupa kebutuhan dapur umum, pakayan layak pakai, kebutuhan balita, dan kaum perempuan, obat-obatan, vitamin serta masker.
Kebutuhan kebutuhan pengungsi tersebut, telah diserahkan di posko Konga. Selain menyerahkan bantuan tersebut Erwin Prasetiyo juga membangun dua buah sarana MCK untuk kebutuhan pengungsi dan juga relawan.
Awak media mencoba menghubungi Rektor Unimof Erwin Prasetiyo, melalui WhatsApp, ia menyampaikan bahwa Posko Konga merupakan tampungan pengungsi paling besar.
"Tadi pagi kami datang, kami mendapat laporan sekitar 1100 jiwa pengungsi di tempat ini, kemungkinan masih bisa nambah, karena belum banyak pengungsi kesini," ungkap Erwin.
Dikatakan dampak bencana ini bukan hanya berpikir tentang makan minum para pengungsi, namun turut kita pikirkan adalah kesehatan, serta sarana pendidikan yang berdampak bencana. Sehingga aktifitas pendidikan harus diakses walaupun sederhana dan dalam bentuk darurat, di tempat pengungsian ini, nanti kami siapkan relawan pendidikan selama bulan November hingga Desember, kita akan kirimkan relawan pendidikan setiap dua minggu dengan sistim roling, untuk membantu aktifitas pendidikan, karena ada guru yang berdampak serta juga para siswa.
"Kita akan memulai dari Konga, bila memungkinkan dua posko lain pun akan kita datangi untuk aktifitas pendidikan," tutup Erwin.
(Sudarjo)