Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Meragukan Rencana Chris- Serena, Saleh Menilai Pengamat Tidak Obyektif

Minggu, 12 Januari 2025 | Januari 12, 2025 WIB Last Updated 2025-01-12T11:12:15Z

program_100_hari_kerja_walikota_kupang
Foto: Muhammad Saleh (aktivis pemuda)

MATALINENEWS, KOTA KUPANG
- Usai ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU oleh hasil pilkada kota Kupang pada tahun 2024, politisi muda Dokter Cristian Widodo dan  Serena Prancis  mendapatkan kritik dari salah satu Akademisi Lingkungan.


Akademisi Likungan Dr. Hamzah Wulakada menilai penataan birokrasi pada 100 hari kerja merupakan rencana yang terburu- buru.


Muhammad Saleh Via WhatsApp Minggu (12/01) membatah keraguan Akademisi Lingkungan soal keraguannya Akademisi tersebut pada salah satu media online Sabtu (11/01).


"Dokter Chris  menyampaikan  bahwa kita kelola sampah itu salah satunya dengan yang organik, bisa menjadi maggot bukan kompos dan yang anorganik jadi bata. Bahkan ada cara lain seperti jadi energi listrik dan lainnya. Tidak seperti yang disampaikan oleh pengamat yang menurut saya memahami pernyataan dokter tidak secara utuh," tegas Saleh


Menginterprestasi pernyataan dokter Chris 100 hari langsung tuntas, Aktivis Pemuda ini menilai yang bersangkutan tidak mengamati dengan benar wawancara dokter Chris di video tersebut.


"Dalam vidio tersebut dokter Chris menyampaikan bahwa nanti prosesnya bertahap, mungkin tidak 100 persen selesai tapi minimal 100 hari pertama kita bisa mengurangi sampah yg berserakan dimana mana," ungkapnya


Dia juga beberkan beberapa program yang menjadi perhatian dr. Chris dalam kampanye, terutama mengatasi sampah kota Kupang.


Untuk menjadikan Kota Kupang berseri dan berjuang untuk mendapatkan Adipura kembali, Dokter Cristian Widodo dan  Serena Prancis sudah komitmen dalam kampanye akan melakukan Revitalisasi dan penambahan Armada truk dan bak sampah.


Pembuatan aplikasi dan pemasangan GPS di truk sampah untuk mengontrol operasi pelayanan persampahan.


Penambahan insentif tenaga kebersihan, pembuatan aplikasi bank sampah.


Mengubah tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dari sistem open dumping menjadi Controlled Landfill (jangka pendek) dan menjadi pembangkit listrik tenaga sampah (jangka panjang).


Dia menegaskan, kritik saran boleh tapi jangan terkesan asal bunyi (asbun) apalagi mau memprovokasi mahasiswa untuk buang sampah di kantor bapak Walikota hari 101 sampah belum selesai semua,


 "Saya menilai kelihatan pengamat ini tidk obyektif dalam berkomentar. Sebagai akademisi dalam memberikan kritikan itu harus konstruktif dan obyektif," pungkas Muhammad Saleh (mantan ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Kupang.


(ftr)